Minggu, 25 Oktober 2009

Jangan Mudah Menyerah

( Pelajaran dari tumbuhan Pakis )

Kisah ini diambil tentang seorang gadis yang sudah putus asa dalam hidupnya dan ingin meninggalkan segalanya , meninggalkan pekerjaannya , orang – orang yang dicintainya, bahkan ingin meninggalkan hidupnya.

Suatu hari berjalanlah si gadis tadi ke tepi sebuah hutan. Dengan keputus asaan yang teramat sangat, dia mengharap ada sebuah binatang buas yang menerkamnya agar segera terbebas dari penderitaan yang dialaminya.

Dalam kelelahannya dia duduk disebuah gubuk tempat petani beristirahat melepas lelah. Sampai akhirnya tanpa terasa sigadis terlelap dan bermimpi bertemu dengan seorang kakek tua, berjenggot panjang, mengenakan jubah putih bertongkat dan berwajah bersih.

“ Kakek, tolong tunjukkan kepada saya cara bunuh diri yang baik “ kata si gadis tadi

“ Kenapa kamu melakukan itu ? “ tanya si kakek sambil mengerutkan dahinya

“ Saya sudah putus asa dalam hidup ini. Semua yang saya lakukan dianggap salah. Tidak ada yang benar terhadap apa yang saya lakukan. Meskipun saya sudah berusaha memperbaiki sikap saya, tetapi tidak pernah benar “ jawab si gadis...

“ Cepat kakek....tunjukkan cara bunuh diri yang baik “ desak si gadis itu.

“ Hemmm..........begini...” jawab si kakek.

“ Coba lihat di sekelilingmu. Disana terdapat tanaman pakis dan bambu “

“ ya “ jawab si gadis “ lantas kenapa dengan pakis dan bambu itu ? “ lanjut si gadis

“ Ketika aku menanam pakis dan bambu itu, aku merawatnya dengan sangat baik, telaten dan kurawat sepenuh hati. Aku memberi keduanya cahaya. Menyirami dengan air yang cukup. Tetapi pakis tumbuh lebih cepat dibandingkan bambu . Daunnya pakis hijau , segar , menutupi permukaan tanah di hutan ini.

Sementara benih bambu belum menghasilkan apa – apa. Berbeda dengan pakis itu.

Tetapi aku tidak menyerah. Tetap kurawat kedua tanaman itu dengan perlakuan yang sama. Tidak pernah aku bedakan sedikitpun.

Sampai dengan tahun pertama, pakis sudah tumbuh dengan subur dan menyebar kemana – mana hampir memenuhi hutan ini.Bambu tetap belum menghasilkan apa – apa. Tetapi aku tidak menyerah..

Tahun ke dua tanaman pakis semakin banyak dan semakin subur. Suasana hutan menjadi lebih hijau dengan adanya tanaman pakis itu. Benih bambu tetap belum menghasilkan apa – apa. Aku tidak menyerah.

Ditahun ke tiga, benih bambu belum menghasilkan apa – apa. Aku tetap tidak menyerah.

Dan di tahun ke empat, mulailah muncul tunas kecil dari benih bambu itu.

Dibandingkan dengan pakis, benih bambu itu tidak ada apa – apanya. Tampak kecil sekali dan tidak bermakna. Tetapi enam bulan kemudian, tunas bambu kecil itu mulai menjulang sampai 2 meter. Melebihi tingginya pakis yang lebih dulu tumbuh. Dibutuhkan waktu sekian tahun untuk menumbuhkan akar pohon bambu itu agar lebih kokoh dan kuat. Akar itu membuat bambu lebih kuat dan memberi apa yang diperlukan oleh bambu itu untuk bertahan hidup.

Kamu mengerti maksud cerita itu nak ? “ tanya si kakek dengan lemah lembut.

“ Belum kek.,.aku bingung “ jawab si gadis dengan polos

“ Nak, disaat kita sedang menghadapi semua kesulitan hidup, perjuangan yang sedemikian berat, sejatinya kita sedang menumbuhkan akar – akar kehidupan. Aku tidak meninggalkan bambu itu meskipun sampai tiga tahun benih bambu itu belum menampakkan tanda – tanda kehidupan. Dengan penuh keyakinan aku merawat dan merawat benih bambu itu setiap hari.Karena aku yakin bahwa bambu itu sedang menancapkan akar guna menopang kekuatan hidupnya.

Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Karena masalahmu berbeda dengan masalah orang lain.

Aku juga tidak pernah membandingkan benih bambu itu dengan benih pakis.

Bambu mempunyai tujuan hidup yang berbeda dengan pakis. Meskipun keduanya membuat hutan menjadi lebih indah.” si kakek menjelaskan makna kehidupan itu kepada si gadis.

“ Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi “ lanjut si kakek.

“ Saya akan menjulang setinggi apa kek ? “ tanya si gadis

“ Setinggi apa bambu bisa menjulang ? “ tanya si kakek

“ Setinggi apa yang bisa dicapainya “ jawab si gadis

“ Ya..benar !! Agungkan dan muliakan nama Tuhan dengan berbuat dan menjadi yang terbaik, meraih yang tinggi setinggi kemampuanmu. Tuhan tidak akan memberimu beban diluar batas kemampuanmu !! “ tandas si kakek

Si gadis itu tergugah dalam mimpinya, dan meninggalkan hutan untuk memulai hidupnya dengan baik.

Moral dari cerita ini adalah :

  1. Tuhan mempunyai rencana yang berbeda untuk masing – masing ciptaan-Nya. Berdo'alah selalu dan biarkan Tuhan membantu kita mencapai tujuan itu.
  2. Semua orang mengalami saat – saat ingin menyerah dalam hidup ini. Jika menghadapi kesulitan dan hambatan dalam hidup,selalu ingat bahwa kita sedang menumbuhkan akar.
  3. Jangan pernah menyesali satu haripun dalam hidup ini. Hari baik memberikan kebahagiaan tetapi hari buruk memberikan pengalaman,. Keduanya sangat bermanfaat dalam hidup ini.
  4. Tuhan tidak memberikan kehidupan tanpa kesulitan. tawa tanpa kesedihan, matahari tanpa hujan. Tetapi Tuhan memberikan kekuatan, hiburan untuk kesedihan dan cahaya untuk menerangi hidup ini.

( ndok,-tugurejo04agt09)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar