Sabtu, 15 Agustus 2009

Katak Dan Hujan ( Motivasi )

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah millis yang masuk ke email saya di kantor. Kemudian saya kembangkan dan saya kreasikan dengan bahasa yang sederhana , mudah dicerna agar pemahamannya lebih enak. Semoga bermanfaat dan memotivasi kita untuk melangkah lebih baik dan lebih baik lagi.Saya menunggu respon , kritik dan saran dari pembaca…salam Hebat !!!!

Kisah ini menceritakan tentang seekor katak kecil, yang takut melangkah dan takut menghadapi sesuatu yang akan datang. Sebagaimana kita yang sering takut untuk melangkah dan memulai sesuatu yang baru.

Pada suatu sore hari, seekor anak katak sangat ketakutan ketika tiba-tiba langit menjadi gelap. "Bu, apa kita akan mati ?. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kematian kita. Mendung dan langit gelap itu justru pertanda baik." jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Suara itu sangat menakutkan ? Apa itu yang kita tunggu-tunggu? " tanya anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya..

"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar. "Buuu..............., aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee............................!"

Anak katak itu meloncat dengan gembira, meninggalkan induknya yang memandang tingkah anak katak itu dengan mata berbinar.

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia datang tidak diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan....datangnya anugerah.

Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, pasti akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan.

( ndok _ tugurejo05agt09)

Calon Independen untuk Wali Kota Semarang

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang sudah mengumumkan, pemilihan Wali Kota Semarang akan dilaksanakan sekitar April 2010. Warga masyarakat Kota Semarang tentu saja sangat antusias menyambut datangnya perhelatan pesta demokrasi ini.

Wali Kota merupakan pimpinan tertinggi pemerintahan di Kota Semarang. Tentu saja segala pemikiran dan keputusan yang tercermin dalam program kerja sangat ditunggu-tunggu demi kemajuan Kota Semarang.

Gebrakan yang akan membuat ibu kota Jateng ini semakin tersohor serta menyejahterakan masyarakat sangat dinanti-nanti. Maka, wajarlah kalau masyarakat sangat menunggu kehadiran sosok terbaik yang kelak akan menahkodai pemerintahan.

Sampai saat ini Wali Kota Semarang masih berbasiskan perwakilan dari partai politik. Belum pernah ada wali kota yang berasal dari unsur independen. Mengingat saat ini regulasi sudah memungkinkan dan membolehkan calon independen, seyogianya seluruh lapisan masyarakat menyambut dan memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

Memang tidak ada jaminan wakil dari calon independen itu lebih baik. Tetapi calon independen setidaknya akan mewadahi partisipasi masyarakat yang selama ini terciderai oleh kepercayaan yang terselewengkan.

Sebagian masyarakat apatis dan cenderung masa bodoh terhadap pesta demokrasi, tercermin dengan meningkatnya golput dalam setiap proses pesta demokrasi.

Kita tunggu keberanian salah satu warga Kota Semarang untuk bertarung dan maju sebagai calon Independen. Kita tunggu dan tunggu ...



Jumat, 14 Agustus 2009

Wacana GRMB

Wacana GRMB ( Gerakan Revolusi Mental Budaya )


Sore itu seperti biasanya kami kumpul dan berdiskusi ringan di markas besar kami. Suatu tempat yang sejuk, sepi dan terasa nyaman. Kami biasa menyebutnya “Dalem Singataran”. Yakni kediaman Bp. Ismangoen Notosapoetro di kawasan Singotoro Semarang.

Ada suatu ungkapan serius yang saya cermati saat itu. Yakni ketika beliau menanyakan kepada kami-kami. Siapakah orang Indonesia yang tidak korupsi ??? “ Beliau menjawab sendiri. Adalah orang Indonesia yang belum mendapatkan kesempatan korupsi Kami semua hanya terdiam dan cuma terdiam.Pikiran kami berkelahi dengan hitung-hitungan akal sehat yang selalu muncul. Benarkah ?? Separah itukah Indonesia ? Lantas seperti biasanya beliau ngendiko dengan pelan,mantap, serta berintonasi sesuai frekuensi kalimat-kalimat beliau.

Mas, dilatar belakangi keprihatinan yang sangat mendalam, bahkan nyaris putus asa, melihat serta mendengar keadaan Indonesia saat ini, timbullah gagasan untuk mengobarkan “ GERAKAN REVOLUSI MENTAL BUDAYA ( GRMB )”.

Kata-kata mengobarkan dan revolusi sengaja saya pilih sekedar mendramatisir bahwa kondisi Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Dihampir segala peristiwa, baik kegiatan formal atau non formal, rakyat kecil selalu menjadi korban.Merekalah yang selalu saling menderita.

Tidak usah saya ulang-ulang bagaimana dan apa saja jenis penderitaan mereka,tiap hari kita selalu melihat, membaca dan mendengar dari media maupun dari cerita demi cerita.

Menurut kesimpulan saya pribadi, inti masalah yang dihadapi bangsa ini adalah “HANCURNYA MENTAL BUDAYA KITA “.

Sebagai contoh. Setelah reformasi berhasil menumbangkan rezim orde baru, apakah nasib rakyat kecil menjadi lebih baik ? Tidak dan tidak !! Rakyat bahkan semakin menderita. Karena para pemimpin kita, baik formal maupun informal tingkah polahnya tidak jauh berbeda dengan rezim orde baru.

Coba lihat, mas…mana ada instansi basah yang tidak dikorup atau di pungli ? Bantuan kemanusiaan dikorupsi, uang koperasi dikorupsi, dana pembangunan dikorupsi, dan lain sebagainya. Setiap kali seseorang mendapatkan jabatan publik, pola pikirnya selalu berhitung. Apa yang bisa saya dapatkan selama menjabat. Sehingga konsentrasi pikirannya bukan tertuju kepada tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya, tetapi lebih mengarah kepada kepentingan diri sendiri.

Semua ahli hukum berteriak tentang penegakan hukum !! Tetapi mafia peradilan tidak pernah surut. Kasus korupsi dijadikan sebagai lahan korupsi baru ( pemerasan ).

Indonesia adalah negara yang kaya dilihat dari sudut Sumber Daya Alamnya. Tetapi rakyat Indonesia tetaplah termasuk rakyat yang miskin di dunia ini. Karena semua unsur sumberdayanya telah di korup.

Pernah salah satu teman saya mengatakan bahwa semua itu karena sistemnya yang tidak bagus. Dan menurut teman saya tadi, kalau sistemnya bagus semuanya pasti akan menjadi bagus. Saya hanya bisa menjawab ,” mudah mudahan.” Karena menurut saya beliau teman saya itu mungkin lupa.Bahwa meskipun sistemnya bagus, tetap akan disiasati oleh mereka yang bermental korup. Bilamana perlu, system itu dirubah.Agar memudahkan dalam memfasilitasi mental korupnya. Padahal, system yang tidak bagus, jika dikendalikan oleh orang yang mentalnya bagus, pasti akan menghasilkan sebuah produk yang bagus. Dan sebaliknya, system yang bagus, jika dkendalikan oleh orang yang bermental tidak bagus, maka tinggal menunggu datangnya sebuah kehancuran.

Dari contoh-contoh diatas,saya mengambil kesimpulan bahwa memang MENTAL dan BUDAYA bangsa Indonesia sudah runyam. Oleh karena itu, yang pertama kali harus digarap adalah MANUSIANYA dengan cara MEREVOLUSI MENTAL dan BUDAYA mereka ( baca : kita ).

Kenapa harus dengan revolusi ?? Harapannya agar cepat selesai perjuangan itu.

Mas, berbagai pihak berpandangan sinis terhadap gagasan GRMB ini. Mereka itu tidak dapat disalahkan. Karena mereka itu sudah hampir putus asa. Mereka sudah kehilangan harapan. Sebenarnya, dibandingkan dengan saat-saat setelah RI merdeka, kehidupan keagamaan saat ini jauh lebih baik dan jauh lebih agamis. Lihat saja kegiatan sehari-hari. Mereka sangat rajin beribadah,pembangunan masjid terus menjamur. Jamaahnya selalu penuh. Juga pada hari minggu,kegiatan di gereja semakin padat. Akan tetapi mengapa MENTAL bangsa ini masih seperti in ?

GRMB adalah suatu ajakan untuk mawas diri. Mengoreksi diri, kemudian memperbaiki perilaku diri kita masing-masing. Selanjutnya, masing-masng dari kita mencoba mempe

ngaruhi dan mengajak orang-orang didekat kita, lingkungan kita, kelompok kita, semakin hari semakin meluas, dengan harapan suatu saat nanti GRMB ini menjadi suatu GERAKAN NASIONAL.

Saya mengajak kaum NASIONALIS sebagai pelopor GRMB. Karena menurut keyakinan saya, seseorang nasionalis pasti bukan anthek asing. Mereka adalah orang-orang yang punya kepribadian tinggi. Tidak perduli apa partainya, agamanya, etnisnya, kedudukan di masyarakat, kaya, miskin, dll. Yang kita nilai adalah kepribadiannya serta jiwanya.

Setelah masing-masing diri kita melaksanakan gerakan tertib diri, dengan mawas diri, dan memperbaiki perilaku kita masing-masing, berarti kita telah menjadi seorang NASIONALIS SEJATI.

Mas, njenengan sudah paham khan dengan yang saya maksud ? Apa yang menjadikan kegelisahan saya ? Sudah tahu khan mengapa kita harus mengobarkan GRMB. Dan kita sudah bertekad bulat berjuang untuk anak cucu kita kelak ? Lalu bagaimana melaksanakannya ?

Inilah tantangan yang yang harus kita jawab bersama. Kita rembug bersama, kita diskusikan, bila perlu kita perdebatkan untuk mendapatkan kesimpulan dan kesamaan pendapat. Kesimpulan yang sudah kita putuskan bersamapun bisa kita uji disaat pelaksanaan di lapangan. Tidak usah gusar jika ada kegagalan dan kekurangan. Setiap saat kita bisa menyempurnakannya. Yang terpenting cita-cita merevolusi MENTAL BUDAYA bangsa ini tetap bisa kita capai. Apakah memerlukan waktu 5 tahun, 10 tahun, 1 atau 2 generasi ? Sejarahlah yang akan membuktikannya.

Alangkah indahnya jika GRMB ini digerakkan, dianjurkan, dikumandangkan oleh pemuka agama, para pemimpin pemerintah daerah maupun pusat,para pemimpin masyarakat, para guru, dosen, dan siapa saja yang mempunyai kemampuan mempengaruhi orang lain.

Tetaplah kita berjuang terus sambil berdoa, memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar segera melimpahkan kasih sayangnya kepada Bangsa Indonesia ini, dengan harapan MENTAL dan BUDAYA bangsa kita ini menjadi lebih baik.

Sasaran dari GERAKAN REVOLUSI MENTAL BUDAYA ini, adalah “ MERDEKA DALAM ARTI SESUNGGUHNYA “.

  1. Berdaulat dalam bidang Politik
  2. Berdikari ( Mandiri ) dalam bidang ekonomi
  3. Berkepribadian dalam bidang budaya.

( Tri Sakti nya Bung Karno ).

Begitulah beliau Pak Is, biasa kami sebut, ngendiko panjang lebar tentang kegelisahannya terhadap bangsa ini. Tidak terasa hari semakin larut. Pelan – pelan saya mengendarai motor bebek tuaku, dengan menahan hawa dingin, sembari diterpa angin, pulang ke rumah di ujung Semarang paling barat, tetapi mendapatkan oleh-oleh yang luar biasa tentang arti berbangsa dan bertanah air. Matur nuwun Pak Is…

Tahu Pong dan Bola Pingpong

Tahu Pong dan Bola Pingpong ( Motivasi )


Ide tulisan ini saya dapatkan dari sebuah email di kantor saya. Kemudian saya kembangkan menjadi sebuah ringkasan yang mudah untuk di pahami dengan bahasa keseharian. Mudah - mudahan bermanfaat bagi kita semua. Mohon tanggapan dari pembaca.



Bola Ping Pong pasti berbeda dengan Tahu Pong. Semua orang tahu bahwa tahu pong bisa dimakan, sedangkan bola ping pong tidak bisa dimakan..Karena tahu pong itu makanan sedangkan bola ping pong itu bukan makanan.

Yang mau kita soroti disini adalah perbedaan ketika kedua benda itu dilemparkan. Jika tahu pong dilempar ke lantai maka tahu itu akan berubah menjadi tahu gejrot, hancur dan berantakan. Semakin kuat tahu itu dilempar, semakin hancur tahu itu bentuknya.

Sedangkan bola ping pong jika dilemparkan ke lantai , bola itu akan memantul kembali. Semakin kuat bola ping pong dilempar kelantai, semakin tinggi daya pantulan baliknya.

Dalam hidup ini, kita kadang bertemu dengan seseorang yang bermental tahu pong. Ketika ditimpa kesulitan dan kegagalan hidup, ia hancur berantakan dan tidak sanggup balik kembali.

Ia berubah jadi tahu gejrot yang tenggelam dalam kekecewaan hidup dan meratapi nasib sial hidupnya.

Sebaliknya, kita kagum dan heran terhadap segelintir orang yang hidup bagaikan bola ping pong. Ketika orang itu dihempas oleh tekanan dan kegagalan hidup, mereka justru mampu berbalik kembali.

Dalam hidup ini, kita kadang bertemu dengan seseorang yang bermental tahu pong. Ketika ditimpa kesulitan dan kegagalan hidup, ia hancur berantakan dan tidak sanggup balik kembali.

Ia berubah jadi tahu gejrot yang tenggelam dalam kekecewaan hidup dan meratapi nasib sial hidupnya.

Sebaliknya, kita kagum dan heran terhadap segelintir orang yang hidup bagaikan bola ping pong. Ketika orang itu dihempas oleh tekanan dan kegagalan hidup, mereka justru mampu berbalik kembali.

Bola ping pong memiliki kemampuan “ bounce back “. Inilah yang kita sebut dengan semangat tahan banting. Semangat tahan banting adalah kemampuan untuk pulih kembali dari kegagalan, kekecewaan dan tantangan kehidupan. Kemampuan untuk menang atas tekanan dan stres; kemampuan untuk merubah hal yang tidak baik menjadi positif dan berharga dalam hidupnya.Dalam bahasa asingnya “ determinasi “. Kemampuan daya tahan terhadap sebuah tekanan akan tercermin dari sikapnya ketika menghadapi tekanan itu. Semakin kuat menghadapi tekanan dan kesulitan itu, berarti daya determinasi orang itu semakin baik.

Banyak orang tua keliru dalam mendidik anak. Yuitu dengan segala usaha melindungi anaknya dari infiltrasi racun budaya dan hanya memberikan dunia yang aman. Sebenarnya dibalik sikap itu, tersembunyi sikap yang terus menerus mempersalahkan dunia sekitarnya. Cara seperti ini tidak menolong. Sebab semua studi ilmiah menyatakan bahwa setiap anak akan menghadapi tantangan didalam hidup mereka. Dengan hanya memberikan suatu “ safe environment “, sebenarnya orang tua telah merebut hak anak untuk memiliki semangat tahan banting yang ditimbulkan dari hasil pengalaman mereka menghadapi tantangan dan perlawananan dalam hidup ini.

Orang yang bermental tahu pong adalah orang yang selalu menyalahkan dunia sekitarnya, ketika ia menghadapi tantangan dan kegagalan hidup. Orang yang akhirnya menjadi tahu gejrot adalah orang yang selalu berpikir ia harus mendapatkan segala yang baik dan diperlakukan baik dalam hidup ini.

Sebab ia dari kecil telah dirusak oleh didikan orang tua yang keliru yang tidak melatih semangat tahan banting. Untuk memiliki semangat tahan banting, adalah ketika ada tantangan dan kegagalan terjadi, jangan lihat itu sebagai hal yang fatal, tetapi belajarlah dari kesalahan. Mungkin sebenarnya anda tidak gagal, namun anda merasa gagal karena anda menaruh suatu ekspektasi yang tidak realistis.

Jangan pernah takut pada kegagalan, sebab yang membuat orang tidak bisa bangkit kembali adalah anggapan bahwa ia tidak boleh pernah gagal dalam hidup ini. Orang yang memiliki semangat tahan banting adalah orang yang sudah duga kegagalan bisa datang suatu ketika , dan orang itu sudah siap menghadapi kegegalan.

Kemampuan untuk menyelesaikan problema dan pengambilan keputusan yang benar adalah komponen yang penting dalam hidup mereka yang memiliki semangat bola ping pong.

Orang tua sering berpikir anaknya masih kecil untuk membuat keputusan, akhirnya segala sesuatu diselesaikan oleh orang tua.

Nampaknya baik sebab sangat praktis dan efisien, tetapi efeknya dikemudian hari, anak itu kurang memiliki semangat juang dan tahan banting, anda perlu belajar dan melatihlah anak kita. mendefinisikan problem dengan jelas, memikirkan segala aspek langkah-langkah yang bisa ditempuh dan segala konsekuensi yang mungkin timbul, sebelum mengambil keputusan dan jadilah bola ping pong yang tahan banting dalam hidup ini.



Semarang Berpisah Tangan

Semarang Berpisah Tangan

Tulisan ini saya buat guna mencermati perkembangan pemerintahan Kota Semarang yang sedang mengalami ketidakharmonisan antara Walikota dengan Sekda. Yang berbuntut dengan pemberhentian Sekda oleh Walikota Semarang.
Banyak pihak yang beranggapan bahwa prosedure pemberhentian Sekda itu tidak benar. Menurut beberapa pihak. Bahkan Pem Prov Jatengpun menganggap demikian. Tetapi Walikota tetap tidak bergeming, maju terus dengan keputusannya.
Bagaimana dengan tanggapan teman - teman ?


Pemberitaan mengenai diberhentikannya Sekda Kota Semarang oleh Walikota Semarang sudah menyeruak dalam pembicaraan khalayak di Kota Semarang. Kebanyakan orang enggan untuk berpolemik dan memihak kepada salah satu kubu, mengingat porsi pemberhentian dan pengangkatan Sekda itu sudah ada aturannya dan kewenangannya masing – masing.

Sayapun memposisikan sebagai pendengar pasif tentang hal itu. Karena bukan wilayah saya untuk berkomentar apakah pemberhentian itu syah atau tidak dari sisi hukum pemerintahan. Tetapi sebagai warga Kota Semarang saya juga terusik oleh kejadian tersebut, meskipun pemberhentian Sekda tidak berpengaruh terhadap kehidupan saya.

Tetapi ijinkanlah saya mengingatkan kepada stacholder Pemerintahan Kota Semarang, bahwa belum lama ini terpampang dengan jelas dan tersebar dimana – mana tentang program kerja Pemerintah Kota Semarang mengenai “ Semarang Bergandeng Tangan “. Tentu saja program itu sangat menyejukkan dan membuat suasana lebih kondusif. Terlihat beberapa komponen masyarakat dari lapisan bawah sampai dengan lapisan atas bergandeng bersama membangun kebersamaan untuk memajukan kota yang kita cintai ini. Sungguh sebuah program yang pantas kita dukung dengan sangat antusias.

Tetapi kejadian pemberhentian Sekda Kota Semarang oleh Wali Kota Semarang yang konon katanya didasari faktor sudah tidak ada keharmonisan antara mereka, membuat publik terhenyak !! Kenapa mesti terjadi ? Terlepas dari sisi politis maupun non politis, keputusan itu menunjukkan bahwa terjadi ketidak konsistenan terhadap sebuah program Semarang Bergandeng Tangan. Karena yang terjadi adalah Semarang Berpisah Tangan.

Biarlah masyarakat yang menilai...Biarlah masyarakat yang menyimpulkan. Bukankah terdapat nasehat bijaksanana dari leluhur kita, bahwa “ Ing Ngarso Sung Tulodho “..

Lantas tulodho atau tauladan yang bagaimana ?

Selasa, 11 Agustus 2009

Darah di PMI menipis

Darah di PMI menipis


Tulisan ini pernah dimuat di Kolom Surat Pembaca Suara Merdeka. Maksud tulisan agar kesadaran masyarakat tentang Donor darah semakin baik. Adakah respon dari pembaca ?



Sabtu 03 Nopember 2007, saya donor darah lagi di PMI Jl,Sugijopranoto Bulu Semarang. Seperti yang sudah-sudah, kesempatan donor itu saya gunakan untuk bertanya-tanya seputar kegunaan donor darah dan kondisi PMI.

Berdasar cerita petugas yang ramah membantu saya berdonor, sejak bulan puasa stock darah di PMI menipis. Kondisi ini akan stabil lagi dibulan Desember 2007 sampai Januari 2008. Karena biasanya dibulan puasa, para pendonor darah jumlahnya menurun. Siklus ini akan terulang seperti itu setiap tahun. Padahal pasien yang membutuhkan donor darah tidak mengalami penurunan.

Saya cukup termenung mendengar penjelasan dari petugas PMI yang baik itu. Kenapa mayarakat kita masih sedikit yang mau melakukan donor darah secara rutin. Padahal dengan donor darah yang rutin, selain ada unsur kemanusiaannya juga ada fungsi kesehatan bagi pendonor sendiri. Jangan memperhitungkan bahwa yang rutin mendonor harus mendapatkan perlakuan istimewa kelak jika membutuhkan darah. Karena perlakuan istimewa itu tidak pernah akan ada. Tetapi lakukanlah donor darah dengan iklas. Niscaya Tuhan akan membalas kita dengan kesehatan yang berlipat ganda.

Semoga tulisan ini menggugah saudara-saudaraku yang belum melakukan donor darah agar segera mendonor kan darahnya dengan iklas. Bantulah PMI dalam menghimpun darah untuk sesama dengan misi kemanusiaan ini. Dan kepada PMI agar melakukan terobosan-terobosan menarik dalam mengedukasi masyarakat tentang arti pentingnya donor darah bagi orang lain, dan bagi diri sendiri

Menggunakan HP saat berkendaraan

Menggunakan HP saat berkendaraan

Tulisan ini pernah dimuat di Kolom Surat Pembaca Suara Merdeka.Tujuan penulisan ini agar masyarakat memahami dan menghormati keselamatan orang lain saat berkendaraan di jalan raya.Saya minta tanggapan dari teman - teman tentang hal ini.



Maraknya perlembangan HP dewasa ini tidak diimbang dengan kesadaran masyarakat dalam penggunaannya. Seringkali terlihat pengemudi mobil maupun pengendara sepeda motor menerima telephone maupun HP disaat mengemudi kendaraannya.
Bahkan tidak jarang terlihat pengendara sepeda motorpun " ber SMS ria " sambil melenggang di jalan raya. Benar - benar sudah menjadi sebuah kebiasaan atau Budaya bahwa mengendarai sepeda motor maupun mobil dengan ber HP adalah perbuatan yang benar !!!

Padahal tanpa disadari, bahwa dengan kecerobohannya itu akan berakibat fatal terhadap keselamatan dirinya dan keselamatan orang lain.
Memang sampai dengan saat ini belum ada sebuah survey yang menghubungkan antara jumlah kecelakaan lalu lintas dengan kebiasaan ber HP disaat mengendarai mobil atau sepeda motor. Tetapi apakah harus menunggu timbulnya kecelakaan dulu sebelum timbul sebuah peraturan ?
Bukankan preventive itu lebih baik dari pada kurative ? Mencegah itu lebih baik daripada memperbaiki. Mohon kepada pihak - pihak yang berwenang, agar segera membuat peraturan tentang larangan menggunakan HP sambil mengemudikan kendaraan . Mengingat dampaknya sangat buruk terhadap keselamatan masyarakat pengguna jalan.





Telaga Hati

Telaga Hati ( MOtivasi )

Ide tulisan ini saya dapatkan dari sebuah email di Kantor saya, yang sulit untuk dilacak pengirim awalnya. Kemudian saya kembangkan menjadi sebuah cerita agar lebih menarik dengan kondisi yang ada saat ini.
Mudah - mudahan bermanfaat bagi kita semua.


Ingat !!!............. Selalu merasa sangat menderita dan selalu merasa tidak beruntung........... !!!!!!

Suatu hari, ada seorang anak muda yang sedang gundah, murung, merasa ada beban yang sangat berat dalam hidupnya, mendatangi seorang tua yang sangat bijaksana. Orang tua itu memang mempunyai pandangan hidup yang sangat luas, tinggal di pinggir sebuah desa yang sejuk dan sering menjadi tempat orang – orang meminta saran, pendapat serta solusi dari masyarakat sekitarnya.

Segeralah pemuda tadi menceritakan semua kegalauan yang ada...semua masalahnya diceritakan sampai tuntas...tidak ada yang tersisa sedikitpun...Orang tua itu mendengarkan dengan seksama, mendengarkan dengan bijaksana , hanya sesekali menimpali cerita anak muda tadi.

Setelah anak muda itu selesai menceritakan masalah hidupnya, orang tua itu lantas mengambil segenggam serbuk pahit, dan meminta anak muda itu untuk mengambilkan segelas air. Lantas ditaburkanlah segenggam serbuk itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan – lahan sampai serbuk itu larut semua.

“ Nak, cobalah minum air ini, dan katakan bagaimana rasanya “ ujar Pak tua itu.

“ Pahit....pahit sekali..............” jawab pemuda itu sambil meludahkan cairan itu dari mulutnya..

Pak tua itu tersenyum, lantas mengajak pemuda itu berjalan ke tepi telaga yang ada di belakang rumahnya. Keduanya berjalan berdampingan, saling membisu dan akhirnya sampailah mereka di tepi sebuah telaga yang bening...airnya sangat tenang dan damai.

Sesampai di tepi telaga itu, Pak tua lantas menaburkan segenggam serbuk pahit yang sama dengan serbuk tadi. Diaduk – aduknya serbuk itu didalam telaga dengan menggunakan sepotong kayu.

“ Coba ambil air telaga ini, dan minumlah “ kata Pak Tua tadi kepada anak muda

Sesaat setelah anak muda tadi meminum air telaga , Pak tua tadi menanyakan kepada anak muda.

“ Bagaimana rasanya ? “

“ Segar “ kata si pemuda

“ Apakah kamu merasakan pahit dengan air itu “ ? tanya Pak tua

“ Tidak “ jawab si pemuda

Pak tua itu tersenyum dengan lemah lembut dan penuh rasa arif. Lantas dirangkulnya si Pemuda itu dengan kasih sayang.

“ Anak muda, dengan baik – baik...Pahitnya kehidupan itu, seperti layaknya segenggam serbuk pahit itu.Tidak kurang dan tidak lebih. Jumlah kepahitan itu sama dan memang tetap akan sama..Tetapi kepahitan itu tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan dirasakan berdasar dengan perasaan tempat kita meletakkannya.”

Jadi, disaat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.

Hatimu adalah wadah itu ! Perasaanmu adalah tempat itu ! Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap kepahitan, serta merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian. Karena hidup adalah sebuah pilihan, mampukah kita menjalani dengan baik sampai ajal menjelang ? Belajar bersabar menerima kenyataan adalah hal yang terbaik..

Moral dari cerita tadi jelas mengingatkan kepada kita tentang sebuah kepahitan dan penderitaan. Besar kecilnya penderitaan, berat ringannya sebuah musibah tergantung bagaimana kita menerima penderitaan itu dengan iklas..

Kita selalu merasa tidak beruntung..selalu merasa paling sengsara, paling menderita...Padahal dibalik itu semua, terdapat pesan bahwa seberapa jauh kita bisa menyikapi dan menerima masalah dengan lapang dada.

( ndok-tugurejo 03agt09 )

Besi di jalan Simpang Lima

Besi di Jalan Simpang Lima

Tulisan ini pernah dimuat di Kolom Surat Pembaca Suara Merdeka pada bulan Juni 2009.Tujuan tulisan ini untuk menggugah Pemerintah Kota Semarang agar lebih peduli terhadap keselamatan masyarakat yang menggunakan jalan. Akhirnya memang terdapat perbaikan gril besi itu dengan menutup menggunakan cor semen permanen. Tetapi sayangnya besi gril yang di posisi utara tetap rusak, semakin melengkung dan membahayakan pengguna jalan raya. Sampai dengan tanggal 11 Agustus 2009, gril yang sebelah utara bahkan diberi dahan kayu sebagai pertanda jalannya rusak...MOHON TANGGAPAN dari teman - teman...


Di Simpang Lima Semarang di ujung jalan sebelah timur menuju Jalan Ahmad Yani, tepatnya di sebelah selatan Matahari, terdapat besi “ grill “ yang melintang jalan sebagai alat kontrol saluran air di bawahnya. Tetapi sampai tulisan ini dibuat, kondisi besi / grill tersebut sangat membahayakan masyarakat yang melintas. Baik yang menggunakan sepeda motor maupun mengendarai mobil.

Grill yang sebelah utara, sebagian posisinya sudah turun , jika dilewati kendaraan akan terasa seperti melewati lubang serta menimbulkan bunyi yang tidak enak. Yang menandakan posisi grill tersebut sudah tidak presisi dengan lubang yang ditutupi atau mungkin grill nya sudah melengkung.

Sedangkan grill yang disebelah selatan lebih parah lagi. Ujung besi grill sisi barat sudah naik dan sebagian posisinya diatas jalan. Apabila dilewati sepeda motor bisa mengakibatkan terpeleset dan jatuh.

Mohon kepada Wali Kota Semarang, agar segera menginstruksikan kepada bagian terkait supaya segera memperbaiki besi grill tersebut. Karena Simpang Lima merupakan replika dari wajah kota Semarang. Baik maupun buruknya Simpang Lima akan mencerminkan pengelolaan Kota Semarang. Disamping itu, kondisi besi grill tersebut sudah sangat rawan dan membahayakan keselamatan masyarakat pengguna jalan.

Bagaimanapun juga masyarakat membutuhkan ketenangan, kenyamanan serta keselamatan di jalan raya. Jangan menunggu korban berjatuhan !!!

Lalu Lintas Kota Semarang Makin Semrawut

Lalu Lintas Kota Semarang Makin Semrawut


Tulisan ini pernah dimuat di kolom Surat Pembaca Suara Merdeka pada bulan Juli 2009. Dan sampai dengan saat ini kondisi lalu lintas masih tetap semrawut. Meskipun pada bulan Agustus 2009 sudah beberapa kali disorot oleh wartawan Suara Merdeka serta dimuat dalam berita harian.
Adakah teman - teman yang ingin memberikan tanggapan ?

Semakin hari lalu lintas di Semarang semakin semrawut. Jumlah kendaraan roda dua maupun roda empat semakin bertambah, tidak diimbangi dengan system berkendaraan yang baik dan aman bagi sesama pengguna jalan.

Kendaraan roda empat yang berjalan lambat dengan seenaknya mengambil sisi kanan. Yang berjalan di sebelah kiri mesti waspada mengingat angkutan kota minibus maupun angkot seenaknya berhenti mendadak. Sepeda motorpun sering main zig zak di kanan jalan. Sehingga memperlihatkan betapa lalu lintas di jalan – jalan kota Semarang tidak rapi dan tidak aman .

Kalau ada kendaraan yang dari belokan meminta jalan, kendaraan yang lurus tidak memberi kesempatan terhadap kendaraan yang belok itu. Bahkan cenderung tancap gas untuk mendahului yang akan belok. Terhadap pejalan kaki yang akan menyeberang jalanpun masih belum ada penghargaan yang layak. Masih banyak yang tidak memberi kesempatan kepada penyeberang jalan untuk menyeberang terlebih dahulu. Bahkan cenderung mempercepat laju kendaraannya agar yang mau menyeberang lama menunggu.

Kebiasaan berlalu lintas yang baik sebenarnya merupakan cermin dari budaya masyarakat yang tinggal. Dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk menciptakan hal itu. Sudah seyogyanya kita ciptakan Semarang ini aman dan nyaman dalam berlalu lintas. Hormatilah pejalan kaki yang sedang menyeberang jalan. Berilah kesempatan untuk menyeberang terlebih dahulu. Mobil yang berjalan lambat serta sepeda motor sebaiknya mengambil lajur kiri. Sedangkan lajur kanan biar dipergunakan untuk kendaraan beroda empat yang berjalan cepat.

Semoga segera terwujud harapan ini, dengan kesadaran semua lapisan masyarakat.




Minggu, 02 Agustus 2009

KOMPLAIN

KOMPLAIN


Tentu kita masih ingat kasus Prita yang menghebohkan itu ? Yang membuat Capres Jusuf Kalla serta Megawati Soekarnoputri tertarik untuk turun tangan. Lantas Komisi IX DPR RI pun tergelitik sampai lantang bersuara dengan merekomendasikan agar perijinan Rumah Sakit itu ditinjau kembali. Bahkan kalau perlu Rumah Sakit Omni International itu ditutup. Kemudian masih adanya berbagai kecaman dari lapisan masyarakat secara pribadi maupun kelompok. Betapa kasus Prita Mulyasari itu sempat menyita perhatian publik Indonesia, bahkan sampai menarik perhatian dunia Internasional.

Semua itu berawal dari keluhan Prita terhadap pelayanan RS.Omni International Tangerang. Karena Prita merasa pelayanan Rumah Sakit Omni itu tidak memenuhi harapannya, seperti yang dikehendaki Prita sebagai konsumen yang telah memenuhi kewajibannya dengan membayar. Lantas dia menulis keluhan ( Komplain ) nya itu di sebuah millis ( melalui email ) kapada teman dekatnya.

Persoalan mulai muncul dan membesar ketika keluhan Prita itu tersebar luas tanpa terkendali. Entah siapa yang mulai menyebarkan tulisan itu, konon katanya sampai saat ini peneluurannya masih ruwet. Pihak RS.Omni merasa keberatan dengan tulisan itu, yang dianggap sebagai pencemaran nama baik. Dari sanalah genderang perang itu mulai digemakan…


Komunikasi

Komplain atau keluhan itu sebenarnya merupakan bagian dari bentuk “ Komunikasi “. Sebuah informasi tentang ketidaksesuaian yang dirasakan pihak kedua yang menerima sebuah jasa atau produk. Oleh karena itu, Komplain atau keluhan itu sebenarnya dibutuhkan , karena komplain akan menghasilkan sebuah informasi. Entah informasi positif atau informasi negatif. Bahkan komplain itu merupakan sebuah komunikasi aktif yang bisa menjurus kedalam sebuah “ interaksi “.

Cermatilah komplain atau keluhan itu dari sudut pandang ilmu komunikasi,.Maka sudah menjadi kewajiban kita untuk mengelola komplain itu sebagai mana mestinya. Menempatkan komplain sebagai bagian dari komunikasi, dan tidak menjadikan komplain sebagai musuh atau monster yang mengerikan.

Kalau kita sudah memahami kaidah komplain yang sebenarnya, maka akan muncul pemahaman positif serta akan menjadikan sebuah “ Manajemen komplain “ yang baik. Tidak akan menggusur serta memporak - porandakan bangunan komunikasi yang telah terbentuk.

Komunikasi memang bisa muncul dari berbagai arah..Bisa bersifat Vertikal ( Top Down atau Bottom Up ) , atau Horisontal ( sejajar dan linier ). Serta memungkinkan bahwa komunikasi itu muncul dalam bentuk tanpa pola. Sulit diduga dan sulit diprediksi. Tetapi bagaimanapun juga komunikasi yang baik sangat menentukan keberhasilan sebuah organisasi.


Dibutuhkan

Komplain itu kadang dibutuhkan, ditunggu – tunggu, dinanti dan diharapkan…tetapi terkadang komplain itu menjengkelkan..memuakkan dan menakutkan.

Ketika kita mengukur kepuasan pelanggan ( Customer Satisfaction ), guna melakukan evaluasi kinerja organisasi , kita menyebarkan Angket, Questioner, menerbitkan beberapa pertanyaan, dll dengan harapan kita akan mendapatkan masukan yang positif atau negatif.

Lihat saja Hotel yang baik, pasti di meja kamarnya tersedia sebuah Form Evaluasi guna menampung masukan, keinginan konsumen, bahkan sebuah komplain sekalipun. Harian Nasional Kompas secara berkala setahun sekali menerbitkan angket dua halaman penuh guna mengetahui sejauh mana keinginan konsumen. Artinya dalam angket itu tidak terlepas kemungkinan adanya komplain yang dibutuhkan.

Bahkan sebuah organisasi Product Development ( PD ) ketika akan merampungkan hasil risetnya, dia pasti membutuhkan masukan dalam bentuk apapun, dengan cara membuat Panel Test.

Masukan dari panelis ( responden ) sangat menentukan keputusan apakah produk hasil riset itu bisa diterima konsumen atau tidak. Panelis disini dibuat agar me representasikan dan mewakili konsumen.

Kesimpulan dari semua masukan panelis baik hal yang positif maupun negatif akan menentukan tindak lanjut dari produk hasil riset terebut. Produk hasil riset itu diteruskan, dilakukan reformulasi, atau bahkan dianggap gagal.

Dari perspektif komunikasi, terlihat jelas bahwa masukan panelis itu bisa berupa komplain. Karena secara harafiah pengertian komplain itu bisa diartikan keluhan. dan masukan.

Terbukti disini bahwa Komplain itu meski kadang dicaci, tetapi tetap dicari. Sehingga menghindari sebuah komplain merupakan langkah keliru dan tidak berwawasan ke depan.


Sikap

Langkah bijaksana dalam menghadapi Komplain dari konsumen adalah, tidak panik, tidak buru – buru menanggapi ( reaktif ), tidak menyepelekan, memposisikan sebagai pendengar yang baik, serta segera mengambil tidakan yang benar dengan melakukan koordinasi terhadap pihak – pihak yang berkompeten.

Jangan alergi serta apriori terhadap si pemberi komplain. Dekati, rangkul dan perlakukan mereka bak seorang anak kecil yang butuh perhatian. Dengarkan segala keluh kesahnya dengan hati yang tulus, ambillah esensi dari keinginan mereka, barangkali dari segala ungkapan kekesalan hatinya terdapat kebenaran sejati.

Yang perlu diwaspadai adalah niat dari si pembuat komplain. Apakah dia serius dalam memberikan komplain ? Serta dia berniat memberikan masukan dan kritik yang membangun ? Ataukah ada niat jahat dari komplain itu , dengan mengambil keuntungan terhadap situasi yang buruk seperti halnya mengail di air keruh. Mungkinkah komplain itu adalah suatu skenario yang didesain dari pihak kompetitor ? Dengan membayar pihak

pihak tertentu agar melakukan komplain ? Semua itu mungkin dan bisa saja terjadi. Serta sebuah keniscayaan. Disinilah kejelian, kewaspadaan serta intuisi kita diuji. Perlu adanya pemahaman dengan penuh seksama dalam menghadapi sebuah komplain.

Yang perlu di bawa dalam menghadapi sebuah komplain adalah “ product referens “ jika yang dikomplain itu sebuah produk, atau Standar Practice jika yang dikomplain itu sebuah jasa.Dan jangan lupa, bawalah data – data pendukung secara lengkap.

Tetapi yang paling utama adalah sikap kita dalam menghadapi sebuah komplain. Jika kita gagal dalam menyikapi sebuah komplain, maka nama besar perusahaan dipertaruhkan dengan segala – galanya.

Ajaklah si pengomplain itu mencari solusi. Mintailah pendapat mereka..catat baik – baik apa keinginan mereka, harapan mereka. Dan bicarakan tindakan perbaikan ( Corective Action ) itu dengan pihak – pihak yang berkompeten menangani. Dan komunikasikanlah kepada si pengomplain jika kita telah melakukan sebuah tidakan perbaikan. Ikatlah si pengomplain itu dalam sebuah komunitas, karena sesungguhnya mereka – mereka itu adalah konsumen yang sangat loyal.

Jangan menggurui, sok pintar dan menyalahkan pengomplain. Karena sikap seperti itu yang akan merusak hubungan antara produsen dan konsumen. Sehingga akan timbul kesan arogansi sebuah perusahaan.