Minggu, 18 Oktober 2009

Suara Merdeka makin " GENIT "

Suara Merdeka makin “ GENIT “

Ini hari ketiga saya mendapatkan koran kesayangan.Di hari pertama menerimanya, mata saya sudah terbelalak…Opo iki ?? gumam saya dalam hati. Trus makin dilihat dan di baca, semakin menarik dan memikat.

Isi dan ulasan tambah baik. Gambar dan foto semakin tajam. Kualitas kertas sangat baik, dan dengan halaman yang ramping, semakin ringkes.Makin enjoy aja rasanya…

Secara keseluruhan saya merasakan Suara Merdeka sedang mengalami fase perubahan. Menuju perbaikan keseluruhan. Sisi apanya yang semakin baik, saya sendiri bingung menguraikan.Karena saya belum ahli sebagai penilai. Kapasitas saya masih dalam tahap merasakan. Saat ini, yang saya rasakan Suara Merdeka dengan tampilan baru, semakin cantik, dan genit..

Usia ke 57 tahun, bukan suatu ukuran maju atau mundur serta baik atau buruk sebuah koran. Tetapi, semangat dan tekat para redaksi untuk berimprovisasi secara terus menerus, dan inovasi yang cerdas, serta “ continual improvement “ yang tajam, pasti akan membuat eksistensi sebuah “ Koran “ tetap hadir dalam kehidupan kemasyarakatan. Karena disadari atau tidak, masyarakat kita semakin lama-semakin membutuhkan informasi yang cerdas, akurat, cepat, serta konstruktif.

Kelebihan sebuah Koran, dibanding media elektronik sebenarnya sangat banyak.Antara lain, Koran ( tulisan ) akan bisa di baca berulang-ulang. Sehingga membuat pehamaman pembacanya semakin baik. Koran bisa di tunda membacanya. Mengingat keterbatasan waktu setiap orang itu berbeda. Koran itu aset secara fisik dan non fisik.Sehingga keberadaan sebuah berita di Koran bisa disimpan untuk kliping, bahan kajian atau reference suatu permasalahan. Berbeda dengan media televisi, misalnya. Yang memiliki kelebihan dalam kecepatan menyuguhkan berita tetapi butuh waktu khusus untuk menikmatinya. Dan berita didalam televisi tidak bisa kita simpan sebagai file pribadi. Kecuali kita khusus menyempatkan menonton dan merekamnya.

Sehingga, silahkan para pakar berbicara tentang “ kiamatnya koran “ sekian tahun yang akan datang. Tetapi saya yang bukan pakar menyangsikan teori ramalan para pakar tadi ? Boleh khan saya berbeda pendapat ?

Yang terakhir, kepada Suara Merdeka saya menyarankan, dengan tampilan yang baru ini, semoga tidak cepat-cepat diikuti dengan harga baru. Dengan alasan klise. Bagaimanapun, rakyat saat ini sudah sangat menderita dengan perekonomian yang amburadul. Sehingga janganlah Suara Merdeka mengambil keputusan yang melukai hati penggemarnya.

Jayalah selalu Suara Merdeka !!!

2 komentar:

  1. Iya tapi sayang halaman 7 yang disediakan untuk wacana lokal dan surat pembaca semakin tergusur oleh iklan yang semestinya tidak dipasang disitu, sehingga ruang ekspresi pembaca semakin susut. Alangkah nikmatnya kalau sekiranya suara masyarakat melalui surat pembaca bisa banyak dimuat sehingga tidak nunggu giliran berhari-hari bahkan kemungkinan juga tidak dimuat.

    Eman-eman kan suara rakyat tidak dimuat.Konon oplag / tirasnya sudah sampai 250 ribu padahal kalau diupayakan pasti bisa mencapai 1 juta exemplar.Salah satunya adalah " MEREKATKAN KOMUNITAS JAWA TENGAH ' dengan cara memanjakan pembaca untuk menulis dan ngudoroso seluas-luasnya. Dan berita utamanya dibuat sedikit "panas" biar merangsang tidak anyeb-anyeban kaya sekarang.

    Terima kasih,
    Kebumen malam minggu legi.
    M.SYAHRI NURWAHAB

    BalasHapus
  2. Pak Syahri....mudah - mudahan diskusi kita ini membuat stackeholder SM tergerak untuk berbenah menuju kesempurnaan yang lebih baik....bagaimanapun kita adalah kaum loyalis terhadap Suara Merdeka....

    Sugeng ndalu Pak Dhe

    BalasHapus