Minggu, 25 Oktober 2009

Tulisan ini saya buat 21 Nopember 2007 ketika Downtimer di Kota Semarang baru ada 2. Yakni di Bundaran Tugu Muda dan di sebelah utara Lawang Sewu


Down Timmer di Tugumuda

Jika kita mengendarai sepeda motor atau mobil menjelang lampu lalu lintas berubah dari warna hijau yang hampir berakhir dan akan beralih ke warna kuning ( merah ) , apa yang biasanya kita lakukan ? Pelan – pelan berhenti dari pada kena tilang karena melanggar lampu kuning ( merah ) ? Atau tancap gas guna mengejar warna hijau yang sudah mepet?

Kenyataan yang ada, sebagian besar masyarakat masih memilih tancap gas dengan anggapan mumpung masih warna hijau, tanpa memperdulikan keselamatan dirinya dan orang lain. Meskipun saat ini masih ada sebagian kecil yang tertib dalam berlalu lintas.

Kenekatan sebagian besar masyarakat itu bisa dimaklumi. Karena memang tidak ada ukuran waktu dilampu lalu lintas itu. Yang ada hanya ukuran warna. Sedangkan berapa menit lampu itu akan berwarna hijau,kuning,maupun merah terserah masyarakat sendiri memperkirakan berdasarkan feeling.

Disitulah terjadinya bottom neck. Puncak keruwetan dari persepsi menghitung lamanya warna berganti, bisa membuat celaka. Kalau hanya tancap gas dan dianggap melanggar lampu kuning( merah ) siap-siap saja berargumen dengan polisi jika ketahuan. Tapi mungkin bisa terjadi kecelakaan maut jika yang dari warna hijau tancap gas, sementara dari arah berlawanan siap-siap berjalan karena warna sudah berganti hijau juga.

Artinya, petunjuk waktu didalam lampu lalu lintas yang biasa disebut down timmer itu sangat penting !!

Akan tetapi sampai dengan tulisan ini dibuat, down timmer di Tugumuda dari arah Jl.Sugijopranoto ( Bulu ) raib entah kemana,terbawa puting beliung. Sementara down timmer di Jalan Pemuda dekat lawang sewu, tidak menyala bahkan kedinginan.

Padahal Semarang sebagai Kota Propinsi Jawa Tengah, itu hanya mempunyai dua down timmer saja. Diletakkan di Tugumuda serta didepan Rumah Dinas Gubernur yang megah. Dua down timmer saja tidak sanggup merawat. Padahal, kedua benda itu dipasang belum ada satu tahun.

Bandingkan dengan Jogjakarta dan Solo yang sudah sekian tahun lalu menggunakan down timmer. Sampai saat ini masih berfungsi dengan baik. Dan Sragen kota yang lebih kecil dari Semarang, sudah menggunakan down timmer serta berjalan normal .

Mohon kepada instansi terkait. Peliharalah peralatan keselamatan publik itu dengan baik. Toh meskipun kita baru sanggup membeli dua down timmer, barang itu juga dibeli dengan uang rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar