Pemberitaan mengenai diberhentikannya Sekda Kota Semarang oleh Walikota Semarang sudah menyeruak dalam pembicaraan khalayak di
Sayapun memposisikan sebagai pendengar pasif tentang hal itu. Karena bukan wilayah saya untuk berkomentar apakah pemberhentian itu syah atau tidak dari sisi hukum pemerintahan. Tetapi sebagai warga Kota Semarang saya juga terusik oleh kejadian tersebut, meskipun pemberhentian Sekda tidak berpengaruh terhadap kehidupan saya.
Tetapi ijinkanlah saya mengingatkan kepada stacholder Pemerintahan Kota Semarang, bahwa belum lama ini terpampang dengan jelas dan tersebar dimana – mana tentang program kerja Pemerintah Kota Semarang mengenai “ Semarang Bergandeng Tangan “. Tentu saja program itu sangat menyejukkan dan membuat suasana lebih kondusif. Terlihat beberapa komponen masyarakat dari lapisan bawah sampai dengan lapisan atas bergandeng bersama membangun kebersamaan untuk memajukan
Tetapi kejadian pemberhentian Sekda Kota Semarang oleh Wali Kota Semarang yang konon katanya didasari faktor sudah tidak ada keharmonisan antara mereka, membuat publik terhenyak !! Kenapa mesti terjadi ? Terlepas dari sisi politis maupun non politis, keputusan itu menunjukkan bahwa terjadi ketidak konsistenan terhadap sebuah program Semarang Bergandeng Tangan. Karena yang terjadi adalah Semarang Berpisah Tangan.
Biarlah masyarakat yang menilai...Biarlah masyarakat yang menyimpulkan. Bukankah terdapat nasehat bijaksanana dari leluhur kita, bahwa “ Ing Ngarso Sung Tulodho “..
Lantas tulodho atau tauladan yang bagaimana ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar