Jumat, 14 Agustus 2009

Semarang Berpisah Tangan

Semarang Berpisah Tangan

Tulisan ini saya buat guna mencermati perkembangan pemerintahan Kota Semarang yang sedang mengalami ketidakharmonisan antara Walikota dengan Sekda. Yang berbuntut dengan pemberhentian Sekda oleh Walikota Semarang.
Banyak pihak yang beranggapan bahwa prosedure pemberhentian Sekda itu tidak benar. Menurut beberapa pihak. Bahkan Pem Prov Jatengpun menganggap demikian. Tetapi Walikota tetap tidak bergeming, maju terus dengan keputusannya.
Bagaimana dengan tanggapan teman - teman ?


Pemberitaan mengenai diberhentikannya Sekda Kota Semarang oleh Walikota Semarang sudah menyeruak dalam pembicaraan khalayak di Kota Semarang. Kebanyakan orang enggan untuk berpolemik dan memihak kepada salah satu kubu, mengingat porsi pemberhentian dan pengangkatan Sekda itu sudah ada aturannya dan kewenangannya masing – masing.

Sayapun memposisikan sebagai pendengar pasif tentang hal itu. Karena bukan wilayah saya untuk berkomentar apakah pemberhentian itu syah atau tidak dari sisi hukum pemerintahan. Tetapi sebagai warga Kota Semarang saya juga terusik oleh kejadian tersebut, meskipun pemberhentian Sekda tidak berpengaruh terhadap kehidupan saya.

Tetapi ijinkanlah saya mengingatkan kepada stacholder Pemerintahan Kota Semarang, bahwa belum lama ini terpampang dengan jelas dan tersebar dimana – mana tentang program kerja Pemerintah Kota Semarang mengenai “ Semarang Bergandeng Tangan “. Tentu saja program itu sangat menyejukkan dan membuat suasana lebih kondusif. Terlihat beberapa komponen masyarakat dari lapisan bawah sampai dengan lapisan atas bergandeng bersama membangun kebersamaan untuk memajukan kota yang kita cintai ini. Sungguh sebuah program yang pantas kita dukung dengan sangat antusias.

Tetapi kejadian pemberhentian Sekda Kota Semarang oleh Wali Kota Semarang yang konon katanya didasari faktor sudah tidak ada keharmonisan antara mereka, membuat publik terhenyak !! Kenapa mesti terjadi ? Terlepas dari sisi politis maupun non politis, keputusan itu menunjukkan bahwa terjadi ketidak konsistenan terhadap sebuah program Semarang Bergandeng Tangan. Karena yang terjadi adalah Semarang Berpisah Tangan.

Biarlah masyarakat yang menilai...Biarlah masyarakat yang menyimpulkan. Bukankah terdapat nasehat bijaksanana dari leluhur kita, bahwa “ Ing Ngarso Sung Tulodho “..

Lantas tulodho atau tauladan yang bagaimana ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar