Jumat, 14 Agustus 2009

Wacana GRMB

Wacana GRMB ( Gerakan Revolusi Mental Budaya )


Sore itu seperti biasanya kami kumpul dan berdiskusi ringan di markas besar kami. Suatu tempat yang sejuk, sepi dan terasa nyaman. Kami biasa menyebutnya “Dalem Singataran”. Yakni kediaman Bp. Ismangoen Notosapoetro di kawasan Singotoro Semarang.

Ada suatu ungkapan serius yang saya cermati saat itu. Yakni ketika beliau menanyakan kepada kami-kami. Siapakah orang Indonesia yang tidak korupsi ??? “ Beliau menjawab sendiri. Adalah orang Indonesia yang belum mendapatkan kesempatan korupsi Kami semua hanya terdiam dan cuma terdiam.Pikiran kami berkelahi dengan hitung-hitungan akal sehat yang selalu muncul. Benarkah ?? Separah itukah Indonesia ? Lantas seperti biasanya beliau ngendiko dengan pelan,mantap, serta berintonasi sesuai frekuensi kalimat-kalimat beliau.

Mas, dilatar belakangi keprihatinan yang sangat mendalam, bahkan nyaris putus asa, melihat serta mendengar keadaan Indonesia saat ini, timbullah gagasan untuk mengobarkan “ GERAKAN REVOLUSI MENTAL BUDAYA ( GRMB )”.

Kata-kata mengobarkan dan revolusi sengaja saya pilih sekedar mendramatisir bahwa kondisi Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Dihampir segala peristiwa, baik kegiatan formal atau non formal, rakyat kecil selalu menjadi korban.Merekalah yang selalu saling menderita.

Tidak usah saya ulang-ulang bagaimana dan apa saja jenis penderitaan mereka,tiap hari kita selalu melihat, membaca dan mendengar dari media maupun dari cerita demi cerita.

Menurut kesimpulan saya pribadi, inti masalah yang dihadapi bangsa ini adalah “HANCURNYA MENTAL BUDAYA KITA “.

Sebagai contoh. Setelah reformasi berhasil menumbangkan rezim orde baru, apakah nasib rakyat kecil menjadi lebih baik ? Tidak dan tidak !! Rakyat bahkan semakin menderita. Karena para pemimpin kita, baik formal maupun informal tingkah polahnya tidak jauh berbeda dengan rezim orde baru.

Coba lihat, mas…mana ada instansi basah yang tidak dikorup atau di pungli ? Bantuan kemanusiaan dikorupsi, uang koperasi dikorupsi, dana pembangunan dikorupsi, dan lain sebagainya. Setiap kali seseorang mendapatkan jabatan publik, pola pikirnya selalu berhitung. Apa yang bisa saya dapatkan selama menjabat. Sehingga konsentrasi pikirannya bukan tertuju kepada tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya, tetapi lebih mengarah kepada kepentingan diri sendiri.

Semua ahli hukum berteriak tentang penegakan hukum !! Tetapi mafia peradilan tidak pernah surut. Kasus korupsi dijadikan sebagai lahan korupsi baru ( pemerasan ).

Indonesia adalah negara yang kaya dilihat dari sudut Sumber Daya Alamnya. Tetapi rakyat Indonesia tetaplah termasuk rakyat yang miskin di dunia ini. Karena semua unsur sumberdayanya telah di korup.

Pernah salah satu teman saya mengatakan bahwa semua itu karena sistemnya yang tidak bagus. Dan menurut teman saya tadi, kalau sistemnya bagus semuanya pasti akan menjadi bagus. Saya hanya bisa menjawab ,” mudah mudahan.” Karena menurut saya beliau teman saya itu mungkin lupa.Bahwa meskipun sistemnya bagus, tetap akan disiasati oleh mereka yang bermental korup. Bilamana perlu, system itu dirubah.Agar memudahkan dalam memfasilitasi mental korupnya. Padahal, system yang tidak bagus, jika dikendalikan oleh orang yang mentalnya bagus, pasti akan menghasilkan sebuah produk yang bagus. Dan sebaliknya, system yang bagus, jika dkendalikan oleh orang yang bermental tidak bagus, maka tinggal menunggu datangnya sebuah kehancuran.

Dari contoh-contoh diatas,saya mengambil kesimpulan bahwa memang MENTAL dan BUDAYA bangsa Indonesia sudah runyam. Oleh karena itu, yang pertama kali harus digarap adalah MANUSIANYA dengan cara MEREVOLUSI MENTAL dan BUDAYA mereka ( baca : kita ).

Kenapa harus dengan revolusi ?? Harapannya agar cepat selesai perjuangan itu.

Mas, berbagai pihak berpandangan sinis terhadap gagasan GRMB ini. Mereka itu tidak dapat disalahkan. Karena mereka itu sudah hampir putus asa. Mereka sudah kehilangan harapan. Sebenarnya, dibandingkan dengan saat-saat setelah RI merdeka, kehidupan keagamaan saat ini jauh lebih baik dan jauh lebih agamis. Lihat saja kegiatan sehari-hari. Mereka sangat rajin beribadah,pembangunan masjid terus menjamur. Jamaahnya selalu penuh. Juga pada hari minggu,kegiatan di gereja semakin padat. Akan tetapi mengapa MENTAL bangsa ini masih seperti in ?

GRMB adalah suatu ajakan untuk mawas diri. Mengoreksi diri, kemudian memperbaiki perilaku diri kita masing-masing. Selanjutnya, masing-masng dari kita mencoba mempe

ngaruhi dan mengajak orang-orang didekat kita, lingkungan kita, kelompok kita, semakin hari semakin meluas, dengan harapan suatu saat nanti GRMB ini menjadi suatu GERAKAN NASIONAL.

Saya mengajak kaum NASIONALIS sebagai pelopor GRMB. Karena menurut keyakinan saya, seseorang nasionalis pasti bukan anthek asing. Mereka adalah orang-orang yang punya kepribadian tinggi. Tidak perduli apa partainya, agamanya, etnisnya, kedudukan di masyarakat, kaya, miskin, dll. Yang kita nilai adalah kepribadiannya serta jiwanya.

Setelah masing-masing diri kita melaksanakan gerakan tertib diri, dengan mawas diri, dan memperbaiki perilaku kita masing-masing, berarti kita telah menjadi seorang NASIONALIS SEJATI.

Mas, njenengan sudah paham khan dengan yang saya maksud ? Apa yang menjadikan kegelisahan saya ? Sudah tahu khan mengapa kita harus mengobarkan GRMB. Dan kita sudah bertekad bulat berjuang untuk anak cucu kita kelak ? Lalu bagaimana melaksanakannya ?

Inilah tantangan yang yang harus kita jawab bersama. Kita rembug bersama, kita diskusikan, bila perlu kita perdebatkan untuk mendapatkan kesimpulan dan kesamaan pendapat. Kesimpulan yang sudah kita putuskan bersamapun bisa kita uji disaat pelaksanaan di lapangan. Tidak usah gusar jika ada kegagalan dan kekurangan. Setiap saat kita bisa menyempurnakannya. Yang terpenting cita-cita merevolusi MENTAL BUDAYA bangsa ini tetap bisa kita capai. Apakah memerlukan waktu 5 tahun, 10 tahun, 1 atau 2 generasi ? Sejarahlah yang akan membuktikannya.

Alangkah indahnya jika GRMB ini digerakkan, dianjurkan, dikumandangkan oleh pemuka agama, para pemimpin pemerintah daerah maupun pusat,para pemimpin masyarakat, para guru, dosen, dan siapa saja yang mempunyai kemampuan mempengaruhi orang lain.

Tetaplah kita berjuang terus sambil berdoa, memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar segera melimpahkan kasih sayangnya kepada Bangsa Indonesia ini, dengan harapan MENTAL dan BUDAYA bangsa kita ini menjadi lebih baik.

Sasaran dari GERAKAN REVOLUSI MENTAL BUDAYA ini, adalah “ MERDEKA DALAM ARTI SESUNGGUHNYA “.

  1. Berdaulat dalam bidang Politik
  2. Berdikari ( Mandiri ) dalam bidang ekonomi
  3. Berkepribadian dalam bidang budaya.

( Tri Sakti nya Bung Karno ).

Begitulah beliau Pak Is, biasa kami sebut, ngendiko panjang lebar tentang kegelisahannya terhadap bangsa ini. Tidak terasa hari semakin larut. Pelan – pelan saya mengendarai motor bebek tuaku, dengan menahan hawa dingin, sembari diterpa angin, pulang ke rumah di ujung Semarang paling barat, tetapi mendapatkan oleh-oleh yang luar biasa tentang arti berbangsa dan bertanah air. Matur nuwun Pak Is…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar