Sabtu, 15 Agustus 2009

Katak Dan Hujan ( Motivasi )

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah millis yang masuk ke email saya di kantor. Kemudian saya kembangkan dan saya kreasikan dengan bahasa yang sederhana , mudah dicerna agar pemahamannya lebih enak. Semoga bermanfaat dan memotivasi kita untuk melangkah lebih baik dan lebih baik lagi.Saya menunggu respon , kritik dan saran dari pembaca…salam Hebat !!!!

Kisah ini menceritakan tentang seekor katak kecil, yang takut melangkah dan takut menghadapi sesuatu yang akan datang. Sebagaimana kita yang sering takut untuk melangkah dan memulai sesuatu yang baru.

Pada suatu sore hari, seekor anak katak sangat ketakutan ketika tiba-tiba langit menjadi gelap. "Bu, apa kita akan mati ?. Kenapa langit tiba-tiba gelap?" ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya. Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kematian kita. Mendung dan langit gelap itu justru pertanda baik." jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si katak kecil. "Ibu, itu apa lagi? Suara itu sangat menakutkan ? Apa itu yang kita tunggu-tunggu? " tanya anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya..

"Anakku. Itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan. "Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"Blarrr!!!" suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putih pun kian menjadikan suasana begitu menakutkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar. "Buuu..............., aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku!" ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang," ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang, "Ibu, hujan datang. Hujan datang! Horeeee............................!"

Anak katak itu meloncat dengan gembira, meninggalkan induknya yang memandang tingkah anak katak itu dengan mata berbinar.

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia datang tidak diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum.

Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis seperti anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan....datangnya anugerah.

Benar apa yang diucapkan induk katak: jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu, pasti akan datang. Bersama kesukaran ada kemudahan. Sekali lagi, bersama kesukaran ada kemudahan.

( ndok _ tugurejo05agt09)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar